Sabtu, 24 Maret 2012

Berlayar di Angkasa dengan cahaya


Berlayar kok di luar angkasa? Bagaimana caranya? Apakah di luar
angkasa yang sepi dan gelap itu ada cukup angin yang dapat mengembangkan
layar seperti angin laut yang mengembangkan layar dan mengarahkan kapal-kapal
laut? Nah, di sinilah kunci utamanya! Menurut fisika, berlayar di luar angkasa
tidak mustahil! Tetapi konsep yang digunakan berbeda dengan konsep berlayar
menggunakan kapal laut. Di luar angkasa yang luas itu, ‘kapal layar’ tidak
mengembang dan meluncur dengan bantuan angin. Ada sesuatu yang lain yang
membantu pelayaran di dunia asing ini.
Satu perbedaan utama terletak pada layar yang digunakan. Kapal laut
selalu menggunakan layar yang terbuat dari bahan kain yang cukup kuat untuk
menerima terpaan angin selama berlayar. ‘Kapal layar luar angkasa’ justru
menggunakan layar yang terbuat dari cermin! Kapal yang mengambang di ruang
angkasa ini sama sekali tidak tergantung dari angin, tetapi justru sangat tergantung
oleh cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Karena itulah layar ini mendapat
julukan solar sail (solar = matahari, sail = layar). Mau tahu cara kerja solar sail?
Ada tiga hal yang sangat dibutuhkan supaya pesawat luar angkasa yang
menggunakan solar sail bisa mengarungi jagad raya dengan mulus. Yang pertama
dan yang paling utama adalah sinar matahari. Yang kedua adalah cermin yang
sangat besar (luasnya bisa sebesar luas lapangan sepak bola!) tetapi sangat tipis.
Yang ketiga adalah roket yang bisa digunakan untuk melemparkan pesawat ke
orbit di luar angkasa. Sesudah diluncurkan dan berhasil keluar dari atmosfer bumi,
roket ini dilepaskan sehingga pesawat bisa melayang sendiri dengan layarnya
yang unik. Layar ini adalah cermin yang sangat luas tadi. Di luar angkasa,
cahaya matahari dapat menyerbu cermin itu (Gambar 1).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar