“Dia (Allah) berfirman, ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung.’ Dia (Allah) berfirman, ‘Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.’” (QS, Al-Mu’minun: 112-114)
Bila seorang tutup usia di umur 63 tahun, apakah benar orang itu hidup di bumi selama 63 tahun ? Benar, ia hidup 63 tahun.Tapi itu menurut hitungan mahluk bumi bernama manusia.Bagi malaikat usia 63 tahun bagi manusia, kelamaan.Bahkan di usia 1000 tahun pun seorang tutup usia, waktuselama itu di hadapan malaikat hanya sebentar sekali.,satu hari saja.
Malaikat adalah Cahaya
Al-Qur’an maupun hadist menegaskan bahwa para malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya.Benarkah zat malikat adalah cahaya ? Secara teori, jawabannya adalah benar.
DR. Mansour Hassab El Naby , pakar astrofisika dari Mesir telah berhasil membuktikan pernyataan Al-Qur’an dan hadist Rasulullah saw bahwa zat malaikat adalah cahaya.Dasar ElNaby adalah Al-Qur’an surah As-Sajadah ayat 5 yang menyatakan sebagai berikut;
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”
Diketahui bahwa kecepatan cahaya sebesar 300.000 km per detik (bulatan angka 299.792,4989 km/detik temuan elnaby).Jika benar materi malaikat adalah cahaya , mau tak mau kecepatan geraknya haruslah sesuai dengan ukuran kecepatan cahaya temuan fisikawan.
Untuk hal itu, elNaby harus membuktikan apakah benar pernyataan Al-Qur’an ini; kecepatan malaikat 1 : 1000 tahun adalah sama nilainya dengan 300.000 km/detik.Jika benar (1:1000)=300.000 km/detik berarti benarlah bahwa zat malaikat adalah cahaya.Apa hasilnya ? Ternyata 1 :1000. tahun=300.000km/detik!
“Bahkan pernyataan Al-Qur’an 1:1000 tahun lebih akurat (lebih mendekati 300.000km/detik) daripada temuan ilmuan fisika”, jelas ElNaby(Wisnu Arya Wardhana,”Melacak Teori Einstein dalam Al-Qur’an,Pustaka Pelajar,2008.,hal.172-178.Di buki ini anda bisa menyaksikan nalar mate-matis ElNaby dalam membuktikan pernyataanAl-Qur’an bahwa (1:1000 thn)= kecepatan cahaya 300.000 km/detik)
Usia 63 tahun tak sampai Satu Detik
Bila kecepatan malaikat adalah 1 hari = 1000 tahun (300.000 km/detik), ini berarti bahwa lama hidup 63 tahun tidak sampai sejam Bila waktu ini dikonversi kepada kecepatan cahaya 300.000 km/detik,maka usia 63 tahun berlangsung secepat kilat.
Usia 63 tahun sama dengan 22.680 hari, setara dengan 195.955.200 detik.Bila angka terakhir dibagi kecepatan cahaya 300.000 km/detik, hasilnya adalah 653,2 detik . Kata lain usia 63 tahun sama dengan 653,2 detik.
Karena 1 hari dalam detik adalah 8640 detik, maka angka 653,2 detik harus dibagi 8640 detik.Hasilnya adalah 0.08detik. Ini berarti di mata malaikat, angka 63 tahun sama artinya 0.08 detik,tak sampai satu detik.
Tetapi mengapa mesti memakai ukuran malaikat (cahaya) ?
“Tidak ada materi.Yang ada hanyalah energi dimana segala sesuatunya bersumber dari satu energi yang maha besar”, tegas Albert Einstein.Siapa energi maha besar itu ?
Kalau mengacu pada Al-Qur’an, maka jawabannya ialah Allah SWT.Sebab Al-Qur’an menegaskan bahwa Allah SWT Yang Maha Tunggal (Esa) adalah Cahaya di Atas Cahaya ”. Atau sumber dari segala sumber cahaya di alam semesta. Sedangkan cahaya menurut Einstein adalah energi.
Sementara itu materi bernama jasad manusia mengandung energi di dalam inti atomnya (proton,netron dan elektron).Demikian juga ruh manusia adalah energi (sesuai QS:9:32).Oleh sebab energi adalah cahaya atau sebaliknya, maka ruh dan jasad manusia mengandung cahaya.Ini dapat dibuktikan oleh banyaknya orang yang bisa menyalakan lampu dengan mengambil energi dari tubuhnya.Bahkan ilmuan Korea Selatan mampu merubah suara manusia menjadi energi untuk memasuk kebutuhan energi Handpone.
Oleh sebab manusia adalah memiliki unsur cahaya, maka hukum relativitas waktu (menembus ruang waktu) berlaku juga pada dirinya.Kisah Nabi Uzahir , Al Qahfi , Nabi Sulaiman dengan Singgasana Balqis, dan terakhir kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw, adalah sederetan contohnya.Yang dipandang dari IPTEK teleportasi, kisah-kisah tersebut dapat diterima oleh akal sehat.
Apa artinya semua itu? Artinya ialah untuk mengukur usia manusia, kita tidak bisa semata-mata bertumpuh pada kalender bumi.Apalagi mahluk bernama manusia merupakan satu sub atomic dari sistem atomic kosmos, yang semuanya bersumber dari satu cahaya tunggal yang Maha Besar. Kalender malaikat mau tak mau harus digunakan sehingga manusia benar-benar tahu bahwa ia memang bagian dari cahaya tunggal tadi,yang hanya 0.008 detik saja singgah di bumi, untuk kemudian ditarik secepat kilauan cahaya kembali kepangkuannya.Dengan begitu manusia akan sadar untuk selanjutnya beriman atau bertambah kokoh keimananya.
63 Tahun Terasa Lama ?
Lantaran hidup ini berjalan ke depan mengikuti perputaran waktu hingga Saya menggunakan analogi “gir”sepeda balapan dalam menjawab soal di atas.Gir sepeda ukuran diameter kecil,bila dipakai menggayung, akan terasa enteng .Namun laju sepeda berjalan lamban.Ketika gir dipindahkan ke ukuran lebih besar, beban sepeda terasa berat dan sepeda berjalan lamban.Namun ketika putaran gir besar uda normal, sepede mulai bergerak cepat.Makin cepat putaran gir besar semakin kencang laju sepeda.
Hal yang sama kita jumpai pada bumi mengelilingi matahari.Putaran bumi pada sumbunya bergerak cepat (putaran gir kecil sepeda), di saat yang sama bumi bergerak lamban mengelilingi matahari (putaran gir besar).
Nah, posisi manusia di bumi ialah berada pada gir besar sepeda.Berputar lamban namun lajunya kenjang.Artinya ia merasa putran waktu selama 63 tahun sangat lama namun sebenarnya cepat sekali.Dalam analogi bumi, manusia berada pada putaran bumi terhadap sumbunya.Cepat sekali namun terasa lamban akibat bumi harus mengelilingi matahari.
Hal itu mirip dengan ide pertentangan ruh dan jasad.Bagi ruh manusia (unsur dari alam malakut yang kekal) waktu di bumi sangat singkat,namun tidak bagi jasad biologis.Ada juga yang berpendapat bahwa karena manusia tidak tahu kapan kematian menjemputnya sehingga waktu terasa lama.Analoginya ialah seorang yang sedang menunggu orang lain.Karena tidak mengetahui batas waktu menunggu, sehingga waktu terasa lama bagi si penunggu.
Si A meninggal dunia di usia 30 tahun.Sedangkan si B anak si A telah berusia 2 tahun.Karena kita tidak tahu kapan si B meninggal kita lantas berkata si B masih punya waktu hidup lebih lama, 63 tahun lagi misalnya. Ternyata dua hari setelah kematian si A, si B ikut menyusul.Pendapat kita pun berubah.Sebelumnya mengatakan hidup si B akan lama, balik mengatakan “ternyata usia si B lebih singkat”.
Akhirnya, saking disibukkan oleh pekerjaan, sampai-sampai lupa waktu 10 tahun ternyata singkat sekali.Terlena dengan urusan dunia hingga tak sangka bahwa kini usianya telah mencapai 63 tahun,usia akhir hidup rata-rata manusia di bumi.
sumber: kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar